Orang Muslim tidak ada salahnya bersenda gurau, dan bercanda dengan sesuatu yang melapangkan dadanya. Tidak ada salahnya kalau ia menghibur diri, dan teman-temannya dengan hiburan yang diperbolehkan dengan syarat tidak menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan, dan pembawaan di semua waktunya, ia tidak mengisi waktu pagi dan petang dengannya, yang mengakibatkan ia lupa kewajiban-kewajibannya, dan tidak bersenda-gurau di tempat yang seharusnya ia serius. Oleh karena itu, dikatakan, “Berilah pembicaraan itu dengan sedikit canda seperti halnya makanan diberi garam.
Dari candaan-candaan ini, sidang pembaca akan melihat koleksi pilihan tentang lelucon orang-orang Arab, canda-gurau mereka, dan jawaban-jawaban spontan yang menenangkan jiwa, disukai telinga, dan masuk ke dalam jiwa yang mulia tanpa permisi.
Semua lelucon ini tidak lepas dari ibrah-ibrah, dan pelajaraan-pelajaraan dalam frame pelatihan, pengajaran, konsumsi yang menghibur, kemudian lelucon-lelucon tersebut menghilangkan kejenuhan, dan mengusir kelelahan hati. Di antara lelucon itu adalah:
ENGKAU PAKAI SORBAN, TAPI TIDAK BISA MEMBACA
Seorang wanita bertemu dengan orang bersorban yang mengendarai keledai. Wanita tersebut buta huruf dan mempunyai surat yang ingin dia baca, kemudian ia menghentikan laki-laki bersorban tersebut. Ia memberikan suratnya untuknya. Laki-laki bersorban tersebut meminta maaf dengan berkata, “Maaf, saya tidak bisa membaca.” Wanita tersebut pun kaget bukan kepalang. Ia berkata, “Engkau pakai sorban, namun tidak bisa membaca?” mendengar ucapan wanita tersebut, laki-laki bersorban tersebut tidak bisa berbuat apa-apa selain meletakkan sorbannya di kepala keledainya. Ia berkata, “Hai keledai, silahkan baca surat ini?”.
BAGAIMANA ENGKAU MEMUJI ALLAH, PADAHAL KELEDAIMU HILANG?
Keledai Juha hilang, kemudian ia berjalan keliling di Madinah mencarinya sambil mengucapkan pujian kepada Allah dan bersytkur kepada-Nya. Seseorang bertanya kepada Juha, “Bagaimana engkau memuji Allah, padahal keledaimu hilang?” Juha menjawab, “Aku memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya, karena aku tidak mengendarai keledai tersebut. Jika aku mengendarainya, tentu aku hilang bersamanya!?”
SUBHANALLAH, ENGKAU TIDAK MEMPERCAYAIKU, DAN LEBIH MEMPERCAYAI KELEDAI?
Salah seorang tetangga Juha bermaksud meminjam keledai Juha, namun Juha meminta maaf kepadanya tidak bisa meminjamkannya kepadanya, karena keledainya pergi ke kebun. Tidak lama setelah itu, keledai Juha bersuara. Tetangga Juha tersebut marah dan berkata kepada Juha dengan suara tinggi, “Bukankah itu keledaimu yang bersuara di rumah? Kenapa engkau mengatakannya pergi ke kebun?”. Juha berkata,” Subhanaalah, engkau tidak mempercayaiku, dan lebih mempercayai keledai?”.
BAGAIMANA AKU BISA MENGETAHUI TANGAN KANANKU DAN TANGAN KIRIKU?
Lilin di rumah Juha padam, kemudian istrinya meminta Juha memberikan lilin tersebut kepadanya dengan tangan kanannya agar ia bisa menyalakannya kembali. Juha berkata, “Hai orang dungu, bagaimana aku bisa mengetahui tangan kananku dan tangan kiriku pada kegelapan pekat seperti ini?!”.
BEGITULAH KAMI BERBUAT TERHADAP MUJRIM-MUJRIM
Laki-laki Arab dusun pergi ke masjid, kemudian shalat di dalamnya. Dalam shalat tersebut, imam membaca surat, ‘Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,’ (Al-Mushalat:1), ketika imam sampai pada ayat, ‘Bukakah kami telah membinasakan orang-orang pertama? (Al-Musalat: 16). Tadinya laki-laki Arab dusun tersebut berdiri di shaf pertama, karena mendengar ayat tersebut, ia pindah ke shaf terakhir. Kemudia imam membaca ayat, ‘Kemudian kami lanjutkan (adzab Kami terhadap) mereka dengan (mengazab) orang-orang belakangan.’ (Al-Musalat: 17). Mendengar ayat tersebut, laki-laki Arab dusun tersebut pindah ke shaf tengah, kemudian imam membaca ayat,’Begitulah Kami berbuat terhadap mujrin-mujrin (orang-orang berdosa).’ (Al-Musalat: 18). Laki-laki Arab dusun tersebut bernama Mujrim. Mendengar namanya disebut ayat tersebut, ia lari sekencang-kencangnya sambil berkata,”Bukan aku yang dimaksud ayat tadi!”
Sumber: Lelucon Orang-orang Arab, Penyusun: Muhammad Nuruddin Al-Mikki